[Sleman] – Mewujudkan masyakarakat berpengetahuan memerlukan peran dari berbagai aktor. Aktor-aktor yang berperan dalam mewujudkan masyarakat berpengetahuan di antaranya adalah Universitas dan Industri. Pada pemahaman quintuple helix, aktor lain yang mampu untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan adalah pemerintah, masyarakat sipil dan perhatian pada lingkungan alam.
Untuk menghubungkan Universitas dan pemerintah dalam mengembangkan kebijakan, berbagai cara dapat dilakukan. Dikatakan oleh Yanuar Nugroho, Ph.D selaku Deputi II Staf Kepresidenan Kajian dan Pengelolaan Program, yang perlu dilakukan untuk mewujudkan masyakarat berpengetahuan adalah memungkinkan kondisi pertukaran intelektual, kesempatan dalam mengakses ruang kebijakan, pengelolaan pengetahuan dan repository, serta dukungan pada kebijakan yang dapat berasal dari riset yang dilakukan akademisi di universitas.
“Bahkan menggunakan pertemuan informal, seperti minum kopi, sambil bertukar pikiran dengan pemerintah terkait, akan cukup efektif dalam memberikan ide bagi kebijakan dari hasil penelitian yang ada”, jelasnya pada seminar Conference on Media, Communication, and Sociology (COMICOS) 2017.
Industri dan universitas juga berperan dalam mewujudkan masyarakat berpengetahuan juga merupakan dua komponen yang saling berhubungan. Dr. Ir. Wawan Rusiawan MM selaku Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada sesi diskusi COMICOS 2017 berpendapat bahwa industri ekonomi kreatif sangat erat kaitannya dengan bidang akademik, penelitian, dan berbagai pusat kebudayaan yang dapat memunculkan berbagai ide.
“Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintahan pada saat ini adalah melakukan kolaborasi Bekraf dengan 6 perguruan tinggi dalam melihat perkembangan terkini subsektor ekonomi kreatif”, jelasnya.
Sebagai institusi yang mampu mengembangkan ide-ide kreatif yang mampu mendukung sektor industri. Universitas mampu melatih akademisi untuk menemukan ide-ide baru yang nantinya dapat menjadi inovasi bagi pengembangan industri yang ada. Secara mudahnya, universitas dapat memberikan tantangan bagi peserta didik untuk dapat menemukan berbagi ide inovasi di lingkungan sekitarnya, seperti yang mudah adalah lingkungan kampus. Setelah menemukan ide dan menambah inovasi, pengetahuan harus disebarluaskan.
“Pengetahuan harus segaera disebar, untuk dapat meningkatkan daya saing bangsa dan mewujudkan kesejahteraan”, jelasnya saat mengisi diksusi COMICOS 2017.
Salah satu bentuk dari kontribusi universitas dalam mewujudkan masyarakat berpentahuan sebagai bagian dari aktor dalam elemen quintuple helix adalah dengan mengadakan konferensi dan seminar, salah satunya COMICOS 2017. COMICOS 2017 diselenggarakan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) pada Kamis (7/9) sampai Jumat (8/9) di Auditorium Kampus IV UAJY. Bertemakan ‘Developing Knowledge Community: Quintuple Helix and Beyond’, COMICOS 2017 menjadi ruang dalam pertukaran pengetahuan yang dilakukan di universitas yang nantinya dapat mewujudkan masyarakat berpengetahuan.
Setelah sesi seminar, COMICOS 2017 akan dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dibagi menjadi empat kelas yang memiliki topik (1) industri kreatif dan interpreneruship, (2) inovasti dalam teknologi informasi dan komunikasi, (3) dinamika media, budaya, dan masyarakat, dan (4) masyarakat dan perubahan sosial.