Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kembali menggelar Wisuda Periode III Tahun Akademik 2017/2018 pada Sabtu, 26 Mei 2018 di Auditorium Kampus 2 Gedung Thomas Aquinas, Babarsari. UAJY mewisuda 418 sarjana dengan rincian 375 sarjana strata satu dan 43 sarjana strata dua (magister). Jumlah wisudawan dengan predikat cumlaude sebanyak 93 orang. Sampai dengan wisuda kali ini Universitas Atma Jaya Yogyakarta telah meluluskan sebanyak 42.161 sarjana dengan rincian 40.016 sarjana strata satu dan 2.145 sarjana strata dua (magister).
Dalam wisuda tersebut, Freddy Suhendra dari Program Studi Teknik Industri Internasional Fakultas Teknologi Industri terpilih menjadi wakil wisudawan dan memberikan sambutan mewakili para wisudawan. Freddy lulus Sarjana Teknik dengan predikat cumlaude. Pria kelahiran Medan, 18 Januari 1996 ini meraih IPK 3,93.
Selama menempuh kuliah di UAJY, Freddy termasuk mahasiswa berprestasi yang aktif mengikuti kompetisi dan mendapatkan penghargaan, diantaranya meraih Juara III (perunggu) 200m gaya dada putra dalam IRAPTSI (Invitasi Renang Antar Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung. Selain itu ia juga meraih predikat Best Academic Swimmer dalam Liga Mahasiswa 2015 dan menjadi partisipasi dalam Gadjah Mada Swimming Competition. Di bidang non-akademik ia juga pernah meraih Juara II dalam Poster Competition yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri UAJY.
“Saya dengan bangga mengatakan universitas ini telah berkembang pesat sehingga berhasil meraih Akreditasi Instistusi A, dimana sebelas dari dua belas program studi S1 juga terakreditasi A. Proficiat!,” ungkap Freddy dalam sambutannya.
![Wakil Wisudawan Freddy Suhendra]()
Menurut Freddy, Visi UAJY sudah sangat bagus, Inklusif yang menjadi slogan UAJY sangat dirasakan oleh Freddy selama kuliah di UAJY. “Keberagaman menjadi suatu permasalahan jaman sekarang, walaupun kita bilang mau beragam tetapi kenyataannya di sosial juga masih ada segmentasi, jadi di UAJY saya merasakan tidak ada segmentasi dan itu bagus sekali karena di situ mahasiswa dituntut untuk tidak hanya Unggul yang memiliki softskill baik tetapi juga harus memiliki kepribadian yang baik pula,” pungkas Freddy.
“Satu dekade ke depan, kita mungkin tidak mengingat teori yang kita pelajari di dalam kelas. Tapi, kita akan selalu mengingat cinta kasih yang kita rasakan di sini. Kita harus terus memupuk cinta kasih di dunia yang penuh dengan dinamika ini. Keberagamanlah yang membuat kita menjadi kuat,” tambah Freddy dalam sambutannya.
Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah V, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA dalam sambutannya menegaskan bahwa ciri khas lulusan perguruan tinggi yang harus selalu dipupuk adalah sifat berani membela kebenaran dan kejujuran. “Meskipun sulit, karena di lingkungan atau lembaga tempat Saudara bekerja kadang banyak ketidakbenaran dan ketidakjujuran yang terus dipelihara, namun sebagai lulusan perguruan tinggi, Saudara harus berani menentang praktik-praktik yang tidak benar dan tidak jujur.”
Rektor UAJY, Dr. Gregorius Sri Nurhartanto, SH., LL.M, dalam sambutannya mencermati tentang tahun politik dengan 171 pemilihan kepala daerah di 2018 dan pemilihan legislatif/pemilihan presiden di 2019, bangsa Indonesia dihadapkan kembali pada fenomena politik, hukum, dan moral yang menarik untuk dikaji.
“Sinyal kewaspadaan terhadap politik dan moral adalah tumbuhnya kapitalisasi isu SARA yang terus meningkat,” papar Nurhartanto.
Politisi populis selalu berbicara mengatasnamakan rakyat yang terpinggirkan. Mereka tidak melihat sebuah negeri sebagai majemuk, tempat bersemayamnya berbagai kepentingan politik yang berbeda. Mereka berkampanye tidak dengan teori yang rasional.
Lemahnya imajinasi politik telah membuka jalan politik kebencian yang dicangkokkan ke dalam populisme. Sebagian elit politik enggan membayangkan suatu solidaritas inklusif sebagai modal elektoral mereka, sementara massa pendukung mereka sulit memikirkan pemimpin yang akomodatif terhadap beragam tuntutan. Kebencian sedemikian rupa telah merusak politik.
“Mencermati suasana pergerakan ide-ide populisme yang sudah semakin merusak tatanan keadaban politik, maka kita sebagai masyarakat beradab harus sigap membendung setiap ide-ide populisme yang digerakkan oleh kompradornya agar wajah perpolitikan kita tak semakin dicemari oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Nurhartanto.
Di akhir sambutannya, Nurhartanto berpesan bahwa kesuksesan dalam dunia kerja tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademik semata. Masih diperlukan level pendidikan kehidupan yang lebih tinggi dan lebih sulit dibandingkan dengan ketika kuliah di UAJY.
“Selamat memasuki dunia kerja, membangun karir dan kehidupan yang bermartabat dan dapat membawa berkat, kesejahteraan, perdamaian dan keadilan tidak hanya bagi diri pribadi namun juga orang lain. Jangan lupa untuk tetap menjalin hubungan yang akrab dengan almamater dan kampus UAJY tercinta,” tutup Nurhartanto mengakhiri sambutan.
![1]()
Sementara itu, Dr. Gregoria Arum Yudarwati, SIP, M.Mktg.Com selaku Direktur Program Pascasarjana menambahkan, “Harapan untuk para lulusan program pascasarjana adalah bahwa secara personal mereka dapat memiliki prospek karir yang lebih baik dan memberikan kontribusi pada profesi atau pun perkembangan ilmu. Sebagai bagian dari keluarga UAJY, harapannya mereka dapat menjadi duta UAJY yang dapat memberikan kontribusi nyata pada masyarakat dan ilmu serta pada akhirnya ikut membangun reputasi UAJY.”
Program Pascasarjana UAJY Bulan Mei ini sudah berdiri selama 25 tahun, mahasiswa program pascasarjana juga menunjukkan kontribusi dan prestasi melalui publikasi internasional dalam jurnal atau pun international conference maupun melalui kerjasama riset internasional dengan sumber dana dari pemerintah Indonesia atau pun hibah penelitian internasional.
###